SILA "CLICK NEW TAB FOR DETAIL POST" JIKA MENGHADAPI MASALAH MEMBACA ENTRI SILA EMAIL KAN PADA CAKERAWALA IBTISAM TERIMA KASIH

Dec 11, 2013

Jarimah Zina dan Secara Perbandingan



PENDAHULUAN

            Allah subhanahu wa ta’ala al-Hakiem (yang maha bijaksana) senantiasa menjaga hak-hak manusia dan menjaga kehidupan mereka dari kezholiman dan kerusakan. Syariat islam pun ditetapkan untuk menjaga dan memelihara agama, jiwa, keturunan, akal dan harta yang merupakan adh-Dharuriyat al-Khamsu (lima perkara mendesak pada kehidupan manusia). Sehingga setiap orang yang melanggar salah satu masalah ini harus mendapatkan hukuman yang ditetapkan Syari’at yang disesuaikan dengan pelanggaran tersebut.
            Salah satunya adalah penegakan hudud yang menjadi satu keistimewaan ajaran islam dan merupakan bentuk kesempurnaan rahmat dan kemurahan Allah subhanahu wa ta’ala kepada makhluknya.Syaikhul Islam ibnu Taimiyah rahimahullah menyatakan:
“Hudud berasal dari rahmat untuk makhluk dan kebaikan mereka. Oleh kerana  itu, sudah sepatutnya orang yang menghukum manusia kerana dosa-dosa mereka bertujuan dalam melakukannya untuk kebaikan dan rahmat kepada mereka, sebagaimana tujuan orang tua membina anak-anaknya dan doktor dalam mengubati orang yang sakit.” 

PENGERTIAN HUDUD

            Hudud adalah kosa kata dalam bahasa Arab yang merupakan bentuk jama’ (plurals) dari kata had yang asal ertinya pembatas antara dua benda. Sehingga dinamakan had kerana mencegah bersatunya sesuatu dengan yang lainnya. Ada juga yang menyatakan bahawa kata had bererti al-man’u (pencegah), sehingga dikatakan Hudud Allah adalah perkara-perkara yang Allah larang melakukan dan melanggarnya .
            Adapun menurut syar’i, istilah hudud adalah hukuman-hukuman kejahatan yang telah ditetapkan oleh syara’ untuk mencegah dari terjerumusnya seseorang kepada kejahatan yang sama dan menghapus dosa pelakunya. 

 HUKUMAN KEJAHATAN (Jarimah al-Hudud)
Kitabullah dan sunnah Rasul-Nya sudah menetapkan hukuman-hukuman tertentu bagi sejumlah tindak kejahatan tertentu yang disebut jaraimu al-hudud ( hukuman kejahatan).
Iaitu meliputi  penzinaan, tuduhan berzina tanpa bukti yang diperakui, pencurian, mabuk-mabukan,muharabah(pemberontakan dalam negara Islam dan pengacau keamanan), murtad, dan perbuatan melampui batas lainnya. 
Dengan demikian Hudud mencakupi 7 jenis:
1.                  Had zina (hukuman Zina) ditegakkan untuk menjaga keturunan dan nasab.
2.                  Had al-Qadzf (hukuman orang yang menuduh berzina tanpa bukti) untuk menjaga     kehormatan dan harga diri
3.                  Had al-Khamr (Hukuman orang yang minum arak (minuman memabukkan) untuk menjaga akal
4.                  Had as-Sariqah (Hukuman mencuri) untuk menjaga harta
5.                  Had al-Hiraabah (hukuman para perampok) untuk menjaga jiwa, harta dan harga diri kehormatan.
6.                  Had al-Baghi (Hukuman pembangkang) untuk menjaga agama dan jiwa
7.                  Had ar-Riddah (hukuman orang murtad) untuk menjaga agama. 

HIKMAH PENSYARIATAN HUDUD

Hudud disyaria’tkan untuk kemaslahan hamba dan memiliki tujuan yang mulia. Diantaranya adalah:
a. Seksaan bagi orang yang berbuat kejahatan dan membuat mungkar. Apabila ia merasakan sakitnya hukuman ini dan akibat buruk yang muncul darinya maka ia akan kerap untuk mengulanginya kembali dan dapat mendorongnya untuk istiqamah dan selalu taat kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Qs. al-Maidah/5:38)
b. Membuat diri manusia dan mencegah mereka terjerumus dalam kemaksiatan, oleh kerana itu Allah memerintahkan untuk mengumumkan had dan menerapkannya dihadapan manusia.
“Dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman.” (Qs. an-Nur/24:2)
Syeikh ibnu Utsaimin ada menyatakan bahawa diantara hikmah dari hudud adalah membuat diri pelaku untuk tidak mengulangi dan orang lain agar tidak terjerumus padanya dan pensucian dan penghapusan dosa. 

c. Hudud adalah penghapus dosa dan pensuci jiwa pelaku kejahatan tersebut. Hal ini ditunjukkan oleh hadits Ubadah bin Shamit radhiallahu ‘anhu, ia bertutur:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَحَوْلَهُ عِصَابَةٌ مِنْ أَصْحَابِهِ بَايِعُونِي عَلَى أَنْ لَا تُشْرِكُوا بِاللَّهِ شَيْئًا وَلَا تَسْرِقُوا وَلَا تَزْنُوا وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ وَلَا تَأْتُوا بِبُهْتَانٍ تَفْتَرُونَهُ بَيْنَ أَيْدِيكُمْ وَأَرْجُلِكُمْ وَلَا تَعْصُوا فِي مَعْرُوفٍ فَمَنْ وَفَى مِنْكُمْ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ وَمَنْ أَصَابَ مِنْ ذَلِكَ شَيْئًا فَعُوقِبَ فِي الدُّنْيَا فَهُوَ كَفَّارَةٌ لَهُ وَمَنْ أَصَابَ مِنْ ذَلِكَ شَيْئًا ثُمَّ سَتَرَهُ اللَّهُ فَهُوَ إِلَى اللَّهِ إِنْ شَاءَ عَفَا عَنْهُ وَإِنْ شَاءَ عَاقَبَهُ فَبَايَعْنَاهُ عَلَى ذَلِك
Artinya:
Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata dan disekeliling beliau ada sekelompok sahabatnya, “Berjanji setialah kamu kepadaku, untuk tidak akan mempersekutukan Allah dengan sesuatu apa pun, tidak  akan mencuri, tidak akan berzina, tidak membunuh anak-anak kamu dan tidak berbuat dusta sama sekali serta tidak bermaksiat dalam hal yang ma’ruf. Siapa di antara kamu yang menepati janjinya, niscaya Allah akan memberikannya pahala. Tetapi siapa saja yang melanggar sesuatu darinya, lalu diberi hukuman didunia maka hukuman itu adalah sebagai kafarah (penghapus dosanya), dan barangsiapa yang melanggar sesuatu darinya lalu ditutupi olah Allah kesalahannya (tidak dihukum), maka terserah kepada Allah; Kalau Dia menghendaki diampuni-Nya kesalahan orang itu dan kalau Dia menghendaki disiksa-Nya.” (Muttafaqun ’alaih: Fathul Bari I/ 64 no: 18, Muslim 3/1333 no: 1709 dan Nasa’i 7/148)
d. Menciptakan suasana aman dalam masyarakat dan menjaganya.
e.         Menolak keburukan, dosa dan penyakit dari masyarakat, karena kemaksiatan apabila telah merata dan menyebar pada masyarakat maka akan diganti Allah dengan kerusakan dan musibah serta dihapusnya kenikmatan dan ketenangan. Untuk menjaga hal ini maka solusi terbaiknya adalah menegakkan dan menerapkan hudud. Allah subhanahuwata’ala berfirman:
Artinya:
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (Qs. ar-Rûm/30:41)
Sehingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَحَدٌّ يُقَامُ فِيْ الأَرْضِ أَحَبُّ إِلَى أَهْلِهَا مِنْ أَنْ يُمْطَرُوْا ثَلاَثِيْنَ صَبَاحًا
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Satu hukuman kejahatan yang ditegakkan di muka bumi lebih penduduknya daripada mereka diguyur hujan selama empat puluh hari.” (Hasan ; Shahih Ibnu Majah no; 2057, Ibnu Majah 2/848 no : 2538, Nasa’I 8/76). 

SYARAT PENERAPAN AL-HUDUD 

Penerapan al-Hudud tidak dilakukan tanpa 4 syarat:
1.                  Pelaku kejahatan adalah seorang mukallaf yaitu baligh dan berakal.
2.                  Pelaku kejahatan tidak terpaksa dan dipaksa.
3.                  Pelaku kejahatan mengetahui hak larangannya.
4.                  Kejahatannya terbukti ia yang melakukannya tanpa ada syubhat. Hal ini boleh dibuktikan dengan pengakuannya sendiri atau dengan bukti persaksian orang lain.

HUKUM MENEGAKKAN HUKUMAN HAD

Diwajibkan kepada wali umur (penguasa) untuk menegakkan dan menerapkan hukuman Had kepada seluruh rakyatnya berdasarkan dalil dari al-Qur`aan, as-Sunnah dan Ijma’ serta dituntut qiyas yang shahih. (10)
Dalil al-Qur`aan diantaranya adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:
“Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Qs. Al-Maidah/5:38)
Dalil as-Sunnah diantaranya adalah hadits Ubadah bin Shamit yang menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَقِيمُوا حُدُودَ اللَّهِ فِي الْقَرِيبِ وَالْبَعِيدِ وَلَا تَأْخُذْكُمْ فِي اللَّهِ لَوْمَةُ لَائِمٍ
Artinya:
“Tegakkanlah hukuman-hukuman (dari) Allah pada kerabat dan lainnya, dan janganlah kecamanan orang yang suka mencela mempengaruhi kamu dalam (menegakkan hukum-hukum) Allah.” (Hasan: Shahih Ibnu Majah No. 2058 dan Ibnu Majah No. 2540)

LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN SAMA DALAM HUDUD
Wanita dalam penerapan hukuman had sama seperti lelaki, kerana pada asalnya semua yang ditetapkan syari’at untuk lelaki juga berlaku pada wanita sampai ada dalil yang mengkhususkannya. Hal ini umum berlaku dalam ibadah, mu’amal ataupun dalam hukuman. Namun para ulama memberikan 3 pengecualian, iaitu:
a.Wanita dihukum dengan duduk sedangkan lelaki dengan berdiri.
b.Pakaian wanita diikat sedangkan lelaki tidak.
c.Jangannya di tahan (diikat) hingga tidak terbuka auratnya, sedangkan lelaki            tidak. 
Syeikh ibnu Utsaimin rahimahullah menyatakan: Inilah yang membezakan wanita dengan laki-laki dalam had kerana dalam menuntutnya. Kalau tidak maka pada asalnya wanita sama dengan lelaki.
Demikianlah selintas permasalahan hudud dalam islam. Mudah-mudahan dapat memberikan pencerahan kepada kaum muslimin tentang keindahan dan kelengkapan syari’at islam. 

HIKMAH DISEBALIK PERLAKSANAAN HUDUD

            Buat penzina yang belum berkahwin.mereka mempunyai antibody T4 Limfosit yang kuat dan masih bertenaga. Jika sekiranya seseorang penzina itu dihinggapi HIV selepas penzinaanya,T4 Limfositnya akan diserang oleh HIV Aids yang akan menyebabkan sel-sel T4 Limfositnya musnah sehingga menyebabkan mati dan akhirnya sel sum-sum tulangnya mengalami kelumpuhan dan fibrosis dan tidak lagi dapat lagi menghasilkan sel-sel T4 yang baru. Badan akan lemah dan Sindrom Kurang Daya Tahan Penyakit akan menyerang.
Pesakit jenis ini juga mempunyai kemungkinan untuk disembuhkan. Tetapi dengan syarat ia mesti didera dan badannya mesti mengalami kesakitan yang banyak bagi meransang penghasilanan sel-sel T4 yang baru serta mengelakkan sum-sum tulang daripada fibrosis.Cara terbaik adalah dengan menyebat diantara bawah tengkuk dan di atas pinggang di bahagian belakang dengan sebatan yang akan meransang penghasilan semula antibodi T4 yang baru dan pesakit tersebut boleh sembuh daripada AIDS selepas antibodi sel-sel T4 Limfositnya itu boleh menguasai HIV AIDS.
Jika sekiranya pesakit tersebut sudah berkahwin .apabila dihinggapi virus AIDS,sel-sel T4 mereka telah lemah berbanding dengan sel-sel T4 kepunyaan mereka yang belum berkahwin. Kelemahan ini berpunca daripada sum-sum tulang yang mengalami sedikit hakisan dan kurang menghasilkan antibodi kerana lebih banyak ditumpukan kearah menghasilakan benih-benih bagi tujuan menghasilkan sperma-sperma baru. Penzina jenis ini tidak akan dapat diselamatkan daripada virus HIV AIDS dan rejam sehingga mati adalah merupakan penyelesaian terbaik bagi mengelakkan jangkitan dan penyebaran penyakit di samping memberikan pengajaran yang menyebabkan orang lain takut untuk melakukan kesalahan yang sama.

IMUNITI DAN HIKMAH PELAKSANAAN HUDUD

            Sistem imuniti badan manusia adalah menepati sistem pentadbiran dan pertahanan sesebuah negara Islam.Di dalam badan manusia terdapat berjuta-juta sel yang terdiri kebanyakanya daripada protein. Begitu juga keadaanya antibodi yang terdiri 100% daripada protein. Salah satu keistimewaan bagi haiwan vertebrata ialah keupayaan antibodinya mengenali kandungan asal badan (yang di panggil sel asal)dan benda-benda yang datang dari luar. Tindakbalas imuniti adalah merangkumi kesemua aktiviti yang pada akhirnya menghasilkan penghapusan bahan-bahan luar (foreign materials) samaada melalui proses kecederaan atau tidak
.Tindakbalas imun adalah merangkumi dua fenomena yang asas:
1.Tindakbalas humoral (tindakan antibody)
2.Tindakbalas pembaikan sel
            Toleran (ketiadaan tindakbalas imun) adalah juga salah satu daripada mekanisme tindakbalas imun yang bertindak sebagai mekanisme pertahanan yang memelihara tindakbalas imun terhadap sel sendiri. Dalam banyak hal, mekanisme pertahanan badan (tindak balas imun) adalah seolah–olah sebuah sistem pengawalan (undang-undang hudud) yang di wujudkan bagi tujuan pengawalan.Sistem ini akan dapat mengenali antara orang asing dan penduduk tetap sebuah negeri. Orang asing yang di anggap mengancam keselamatan akan dihapuskan dengan di hukum dan penduduk asal negeri tersebut yang baik akan di tolerankan. Maka yang menyeleweng di kalangan penduduk asal negeri itu juga turut dihapuskan bagi tujuan keselamatan dan sistem sosial yang teratur itu.
            Masyarakat yang tidak mempunyai undang-undang hudud yang telah di tentukan oleh Allah itu adalah seolah-olah masyarakat yang sedang dilanda AIDS dimana kesemua unsur asing budaya dan kehidupan yang boleh membahayakan manusia dan boleh memusnahkan kehidupan manusia dibolehkan masuk seluas-luasnya tanpa sebarang pengawasan.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui tentang segala-gala keperluan biologis, psikologi dan mental manusia. Adalah menjadi satu perkara yang boleh merosakan manusia apabila manusia cuba menentukan haluan mereka sendiri yang mereka sendiri tidak faham dan tidak tahu. Sedangkan Allah ,Tuhan yang menjadikan dan menciptakan yang paling arif dan tahu tentang keperluan-keperluan manusia serta sistem pengawalanan yang dapat  mengawal manusia daripada terjerumus ke lembah perhambaan nafsu yang boleh memusnahkan manusia itu sendiri.

KESIMPULAN

Hudud ini adalah suatu perkara yang perlu umat Islam pelajari kerana dengan hukuman ini,manusia sudah tahu apakah hukuman yang sebenar bagi pesalah-pesalah hudud di negara Islam.Allah telah menetapkan hukuman ini agar manusia tidak lalai dan alpa dalam meneruskan kehidupan seharian.Jenayah juga semakin berkurangan dan tiada permasalahan yang timbul.




Telah disebut bahawa pengharaman bagi tiap-tiap jenayah Hudud dan Qisas dan seksaan-seksaan yang dikenakan keatasnya adalah bersumberkan al-Quran dan l-Sunnah  dan salah satunya adalah Zina
Pengharaman Zina, firman Allah yang bermaksud :
Ÿwur (#qç/tø)s? #oTÌh9$# ( ¼çm¯RÎ) tb%x. Zpt±Ås»sù uä!$yur WxÎ6y ÇÌËÈ  
Artinya:
Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk .
( al-Quran, al-Isra : 32 )
Hukuman Zina, firman Allah yang bermaksud :
èpuÏR#¨9$# ÎT#¨9$#ur (#rà$Î#ô_$$sù ¨@ä. 7Ïnºur $yJåk÷]ÏiB sps($ÏB ;ot$ù#y_ ( ÇËÈ
Artinya:
Perempuan yang berzina dan lelaki yang berzina hendaklah disebat tiap-tiap seorang dari mereka seratus kali sebatan .
( al-Quran, an-Nur : 2 )
Hadis Nabi mengenai zina, mafhumnya :
Ambillah dari aku ! Sesungguhnya Allah memberi jalan kepada mereka (perempuan yang berzina), jikalau teruna dengan dara hendaklah disebat seratus kali sebatan, dan dibuang negeri setahun, dan jika yang telah berkahwin dengan yang telah berkahwin hendaklah disebat dengan seratus kali sebatan dan direjam dengan batu sampai mati .( Muslim, Sahih : hlm. 188 )
Zina diharamkan dan hukuman hadnya ialah buang negeri ( taghrib ) dan disebat seratus kali bagi yang belum kahwin, dan disebat seratus kali dan direjam sampai mati bagi yang sudah berkahwin ( muhsan ), ada yang berpendapat hanya rejam sahaja bagi yang telah berkahwin. Pengharaman Tuduhan Zina ( Qazaf ) tanpa empat orang saksi dan hukuman Had mengenainya,
Firman Allah dalam surah an-Nur, ayat 4 yang bermaksud :
tûïÏ%©!$#ur tbqãBötƒ ÏM»oY|ÁósßJø9$# §NèO óOs9 (#qè?ù'tƒ Ïpyèt/ör'Î/ uä!#ypkà­ óOèdrßÎ=ô_$$sù tûüÏZ»uKrO Zot$ù#y_ Ÿwur (#qè=t7ø)s? öNçlm; ¸oy»pky­ #Yt/r& 4 y7Í´¯»s9'ré&ur ãNèd tbqà)Å¡»xÿø9$# ÇÍÈ  
Artinya:
Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik melakukan zina, dan mereka tidak membawa empat orang saksi, maka deralah mereka ( yang menuduh itu )lapan puluh sebatan, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-lamanya, dan mereka adalah orang-orang yang fasiq
Iaitu tuduhan zina ( Qazaf ) tanpa membawa empat orang saksi adalah haram, dan hukuman had ke atas orang yang menuduh itu ialah lapan puluh kali sebatan beserta hukuman tambahan iaitu tidak diterima kesaksian orang itu selama-lamanya.
“Perempuan yang berzina dan lelaki yang berzina hendaklah kamu dera masing-masing dengan 100 rotan dan janganlah kamu berasa kasihan belas terhadap keduanya dalam melaksanakan perintah Allah jika kamu beriman kepada Allah dan pada hari kemudian.Hendaklah hadir ketika dijatuhkan hukumun terhadap mereka sekumpulan dikalangan orang-orang yang beriman” (An-Nur:2, al Quranul Karim)

PANDANGAN ULAMA TAFSIR

Hukuman keatas penzina lelaki dan perempuan yang merdeka, berakal dan yang masih bujang atau dara yang masih belum berkahwin adalah disebat dengan seratus sebatan setiap seorang. Hikmah memulakan hukuman keatas perempuan dalam kes zina dan memulakan hukuman keatas lelaki ketika kes mencuri adalah kerana kes zina selalunya terjadi disebabkan oleh golongan perempuan yang boleh mengaibkanya lebih daripada lelaki dan lebih memberi kesan keatasnya, manakala dalam kes mencuri pula selalunya berlaku keatas orang lelaki kerana mereka lebih berani dan lebih merbahaya daripada orang perempuan dalam melakukan perkara itu maka didahulukan orang lelaki daripada orang perempuan.

Pada zahir ayat ini menerangkan akan ketetapan hukuman keatas penzina –penzina iaitu 100 sebatan rotan tetapi telah ditetapkan di dalam Sunnah yang Qat’ie dan penzina yang belum berkahwin dan yang telah berkahwin. Adapun hukuman bagi penzina yang telah berkahwin ialah direjam dengan batu sehingga mati mengikut Sunnah secara lisan dan perbuatan. 

Telah diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim daripada Ibnu Mas’ud Bahawasanya Nabi Muhammad salallahualaihi wasalam telah bersabda:

“Tidak halal darah orang-orang Islam kecuali belarkunya salah satu daripada tiga perkara iaitu orang yang telah berkahwin berzina, orang yang membunuh dengan sengaja dan keluar daripada agamanya juga berpecah daripada jamaah orang-orang Islam”

Janganlah kamu berlembut dan berasa belas kasihan ketika hendak melakukan hukuman keatas penzina kerana ini adalah hukuman yang telah ditetapkan oleh Allah juga tidak boleh merosakkan hudud Allah yang telah ditetapkan dan sebagaimana  sabda Nabi Muhammad  SAW daripada apa yang telah diriwayatkan oleh Ahmad dan Ashab al-Kutub as-Sittah daripada Aisyah radhiAllahu anha:

“Demi Tuhan yang menciptakan diriku, walaupun sekiranya Fatimah bt Muhammad mencuri Sesungguhnya aku akan potong tanganya”

Maka dirikanlah hudud keatas orang-orang yang melakukan perbuatan zina dan pukullah mereka itu dengan pukulan yang menyakitkan untuk memberikan pengajaran keatas mereka jika kamu beriman dengan Allah SWT dan hari Akhirat. Dan dirikanlah hudud secara terang-terangan dihadapan sekumpulan daripada orang-orang Islam tambahan balasan bagi orang yang berzina.Sesungguhnya penzina-penzina itu apabila disebat di hadapan orang ramai akan memberi kesan yang lebih untuk mencegah mereka daripada melakukan  perbuatan itu lagi. Telah berkata Qatadah:

"Allah S.W.T telah memerintahkan sekumpulan daripada oraang-orang yang beriman untuk melakukan penyaksian ketika hukuman itu dijalankan adalah kerana untuk memberi peringatan, nasihat dan pengajaran".

MENGIKUT 4MAZHAB

Para imam mazhab sepakat bahwa zina merupakan perbuatan keji yang besar, yang mewajibkan had atas pelakunya. Hukuman had itu berbeda-beda menurut macam zina itu sendiri, karena perbuatan zina itu terkadang dilakukan oleh orang-orang yang belum bernikah, seperti jejaka atau gadis, dan kadang-kadang dilakukan oleh mukhshan seperti orang yang sudah bernikah, duda atau janda.
Para imam mazhab sepakat bahwa diantara syarat2 mukhshan adalah
1.      Merdeka
2.      Dewasa
3.      Berakal
4.      Sudah bernikah dengan pernikahan yang sah
5.      Sudah melakukan persetubuhan dengan isterinya

Para imam mazhab bersepakat bahwa orang yang telah memenuhi syarat lalu ia berzina dengan perempuan,maka kedua orang tersebut dihukum wajjib direjam sampai mati. Imam hanafi, Imam Syafii dan Imam maliki menyatakan hanya dikenakan hukuman rejam dan dari Imam Hambali menyatakan keduanya dijilid dan rejam.



Dalam kitab Al-Ifsah, Imam mazhab telah bersepakat bahwa jejaka dan gadis yang berbuat zina dikenakan 100 kali cambuk. Menurut Imam Hanafi, mereka tidak diasingkan kerana tidak wajib hukumnya tetapi jjika hakim memandang ada kemaslahatan maka ia boleh diasingkan. Menurut Imam Maliki pula, wajib hukumnya diasingkan bagi laki2 tp perempuan tidak wajib yaitu selama setahun ke negeri lain. Dan menurut Imam syafii dan Imam Hambali menyatakan dicambuk dan dibuang selama setahun. (Lihat Fiqih Empat Mazhab, Syaikh al-‘Allamah Muhammad bin ‘Abdurrahman ad-Dimasyqi,(Bandung: Hasyimi, 2012), hlm. 429)

Para imam mazhab sepakat,bahwa budak atau laki2 maupun perempuan apabila berzina tidak dihukum sempurna.mereka dikenakan 50 kali cambukan.Imam Hanfi,Maliki, hambali dan salah satu pendapat Syafii mengatakan tidak diasingkan. Sedangkan pendapat Syafii yang paling shahih adalah diasingkan selama setengah tahun.

Para imam mazhab sepakat homoseks hukumnya adalah haram dan termasuk dalam jinayah besar. Menurut Imam Maliki, Syafii dan Hambali pelakunya wajib dikenakan had. Dan Imam Hanafi mengatakan dita’zir jika dilakukan pertama kali, sedangkan jika berulangkali melakukannya maka wajib ia dibunuh.
Ada juga yang beralasan pada hadis Ali r.a yang dikeluarkan oleh Muslim dan lain-lain bahwa Ali r.a menjatuhkan hukuman dera pada Syurahah al-hamdaniyyah pada hari khamis, kemudian merejamnya dilaksanakan pada hari Jumaat. Ia berkata:
جَلَدْتُهَا بِكِتَابِ اللهِ وَرَجْمَتُهَا بِسُنَّةِ وَرَسَوْلِهِ
“Aku mendera Syurahah ini berdasarkan Kitabullah da aku merejamnya berdasarkan sunnah Rasul-Nya” (Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid: Analisa Fiqih para Mujtahid, (Jakarta: Pustaka Amani,2007),hlm. 607

Kes-Kes zina ini disabitkan dengan salah satu daripada  perkara berikut :
1- Iqrar atau pengakuan : Ini selalunya berlaku ketika pemerintahan Islam Keterangan atau penyaksian: Iaitu penyaksian 4 orang saksi lelaki yang merdeka, adil dan beragama Islam dan melihat dengan mata mereka sendiri. Ini sangat jarang berlaku dan tidak terhasil kecuali sedikit.
2- Mempunyai hubungan dengan perempuan yang tidak mempunyai suami yang boleh dikenali baginya.

PERBAHASAN

Apabila Allah menjadikan manusia Allah juga menjadikan bersama kejadian manusia itu undang-undang yang dapat mengawal manusia daripada terjerumus ke lembah kehinaan dan kesengsaraan akibat daripada perbuatan manusia itu sendiri.Terdapat 17 jenis kesalahan yang dihukumkan dengan hukum hudud antaranya hukum bagi mereka yang melakukan penzinaan.Apabila sabit dua kesalahan terdapat dua jenis hukuman bagi dua kategori manusia yang melakukan kesalahan itu ;
1. Sebat 100 rotan untuk yang belum berkahwin
2. Rejam sampai mati untuk penzina yang sudah berkahwin

Kenapakah terdapat perbezaan di dalam hukuman yang di jalankan bagi kesalahan yang sama tetapi dilakukan oleh jenis manusia yang berbeza?

Sepintas lalu, Ulama’ menggariskan bahawa menghukum mereka yang belum berkahwin jika disabitkan kesalahan dengan 100 rotan adalah wajar sebagai pengajaran bagi mereka yang melakukanya ataupun remaja yang berkeinginan mencubanya. Hukuman sebat ditentukan bagi penzina jenis adalah kerana mereka belum pernah merasa nikmat perkahwinan.Keinginan mereka adalah disebabkan dorongan nafsu yang kadangkala dapat mengatasi fikiran manusia sehingga menjerumuskanya melakukan kesalahan zina.

Rejam sampai mati pula adalah hukuman yang dijatuhkan ke atas penzina yang sudah berkahwin kerana penzina jenis ini sudah merasai nikmat perkahwinan dan tidak ada alasan yang boleh diterima sebagai kemaafan kerana dikhuatiri tabiat mereka itu akan merosakkan banyak manusia. Rejam sampai mati adalah ubat yang paling mujarab bagi manusia jenis ini.

HIKMAH DISEBALIK PERLAKSANAAN HUDUD

Buat penzina yang belum berkahwin.mereka mempunyai antibody T4 Limfosit yang kuat dan masih bertenaga. Jika sekiranya seseorang penzina itu dihinggapi HIV selepas penzinaanya,T4 Limfositnya akan diserang oleh HIV Aids yang akan menyebabkan sel-sel T4 Limfositnya musnah sehingga menyebabkan mati dan akhirnya sel sum-sum tulangnya mengalami kelumpuhan dan fibrosis dan tidak lagi dapat lagi menghasilkan sel-sel T4 yang baru. Badan akan lemah dan Sindrom Kurang Daya Tahan Penyakit akan menyerang.

Pesakit jenis ini juga mempunyai kemungkinan untuk disembuhkan. Tetapi dengan syarat ia mesti didera dan badannya mesti mengalami kesakitan yang banyak bagi meransang penghasilanan sel-sel T4 yang baru serta mengelakkan sum-sum tulang daripada fibrosis.Cara terbaik adalah dengan menyebat diantara bawah tengkuk dan di atas pinggang di bahagian belakang dengan sebatan yang akan meransang penghasilan semula antibodi T4 yang baru dan pesakit tersebut boleh sembuh daripada AIDS selepas antibodi sel-sel T4 Limfositnya itu boleh menguasai HIV AIDS.

Jika sekiranya pesakit tersebut sudah berkahwin .apabila dihinggapi virus AIDS,sel-sel T4 mereka telah lemah berbanding dengan sel-sel T4 kepunyaan mereka yang belum berkahwin. Kelemahan ini berpunca daripada sum-sum tulang yang mengalami sedikit hakisan dan kurang menghasilkan antibodi kerana lebih banyak ditumpukan kearah menghasilakan benih-benih bagi tujuan menghasilkan sperma-sperma baru. Penzina jenis ini tidak akan dapat diselamatkan daripada virus HIV AIDS dan rejam sehingga mati adalah merupakan penyelesaian terbaik bagi mengelakkan jangkitan dan penyebaran penyakit di samping memberikan pengajaran yang menyebabkan orang lain takut untuk melakukan kesalahan yang sama.

IMUNITI DAN HIKMAH PELAKSANAAN HUDUD

Sistem imuniti badan manusia adalah menepati sistem pentadbiran dan pertahanan sesebuah negara Islam.Di dalam badan manusia terdapat berjuta-juta sel yang terdiri kebanyakanya daripada protein. Begitu juga keadaanya antibodi yang terdiri 100% daripada protein. Salah satu keistimewaan bagi haiwan vertebrata ialah keupayaan antibodinya mengenali kandungan asal badan (yang di panggil sel asal)dan benda-benda yang datang dari luar. Tindakbalas imuniti adalah merangkumi kesemua aktiviti yang pada akhirnya menghasilkan penghapusan bahan-bahan luar (foreign materials) samaada melalui proses kecederaan atau tidak .Tindakbalas imun adalah merangkumi dua fenomena yang asas:
1.Tindakbalas humoral (tindakan antibody)
2.Tindakbalas pembaikan sel

Toleran (ketiadaan tindakbalas imun) adalah juga salah satu daripada mekanisme tindakbalas imun yang bertindak sebagai mekanisme pertahanan yang memelihara tindakbalas imun terhadap sel sendiri. Dalam banyak hal, mekanisme pertahanan badan (tindak balas imun) adalah seolah–olah sebuah sistem pengawalan (undang-undang hudud) yang di wujudkan bagi tujuan pengawalan.Sistem ini akan dapat mengenali antara orang asing dan penduduk tetap sebuah negeri. Orang asing yang di anggap mengancam keselamatan akan dihapuskan dengan di hukum dan penduduk asal negeri tersebut yang baik akan di tolerankan. Maka yang menyeleweng di kalangan penduduk asal negeri itu juga turut dihapuskan bagi tujuan keselamatan dan sistem sosial yang teratur itu.

Masyarakat yang tidak mempunyai undang-undang hudud yang telah di tentukan oleh Allah itu adalah seolah-olah masyarakat yang sedang dilanda AIDS dimana kesemua unsur asing budaya dan kehidupan yang boleh membahayakan manusia dan boleh memusnahkan kehidupan manusia dibolehkan masuk seluas-luasnya tanpa sebarang pengawasan.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui tentang segala-gala keperluan biologis, psikologi dan mental manusia. Adalah menjadi satu perkara yang boleh merosakan manusia apabila manusia cuba menentukan haluan mereka sendiri yang mereka sendiri tidak faham dan tidak tahu. Sedangkan Allah ,Tuhan yang menjadikan dan menciptakan yang paling arif dan tahu tentang keperluan-keperluan manusia serta sistem pengawalanan yang dapat  mengawal manusia daripada terjerumus ke lembah perhambaan nafsu yang boleh memusnahkan manusia itu sendiri.

HIKMAH MANDI WAJIB

Adalah banyak diketahui oleh pakar sains bahawa di bawah kulit manusia terdapat banyak mikroorganisma yang hidup komensal. Mikroorganisma ini akan keluar dan berada di hujung rambut dan bulu roma setiap kali manusia berpeluh atau selepas melakukan hubungan kelamin dengan isteri @ suami. Sudah tentulah badan akan menjadi kotor dan organisma ini akan mudah berjangkit kepada orang lain apabila ia keluar dan berurusan tanpa mandi junub.
Bakteria ini jika sekiranya mempunyai peluang untuk menguasai badan kita ketika daya tahan badan manusia menjadi lemah akan mengambil kesempatan dan akan menjadi parasit dan boleh menyebabkan jangkitan di tubuh badan kita. Itulah sebabnya Islam menetapkan mandi junub sebagai cara pembersihan diri dan tubuh badan daripada tercemar daripada bakteria tadi. Keluar berjual-beli, makan, minum, berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain dalam keadaan berjunub adalah makruh.Allah Yang Maha Mengetahui tentang makhluk yang diciptakannya ini telah menetapkan bahawa manusia mesti mandi wajib selepas setiap kali datang haid nifas dan bersetubuh.
Ia adalah bagi tujuan pembersihan dan penyucian diri.Apabila bakteria tadi terkena atau dikenakan padanya air yang dapat menghilangkanya dari badan ,ia akan mati dan tidak dapat menjangkiti orang lain. Maka terselamatlah manusia daripada jangkitan dan wabak penyakit sekaligus dan meneruskan hidup dalam keadaan bersih dan sihat.

TAYAMMUM PENGGANTI MANDI JUNUB

Kenapakah tayammum dapat menggantikan mandi junub dan wudu’( dua jenis penyucian diri dalam Islam ) dalam keadaan air di tempat yang kering-kontang? Bakteria apabila terkena air akan mati disebabkan tekanan osmosis di dalam badannya sehingga air boleh menyerap masuk ke dalam badan dan akhirnya ia mati kerana mengalami overhydration. Begitu juga halnya apabila bakteria tadi didedahkan kepada keadaan yang terlalu kering dan kontang seperti apabila dikenakan padanya debu..Ia akan mati setelah air badannya keluar kerana tekanan osmosis lebih rendah daripada tekanan osmosis di luar badan menyebabkanya mati kerana air badan keluar dan kerana kekontangan fisiologi badan. 

2 comments:

skyjamil said...

sejauh mana taubat dianggap sebagai pelepasan kepada hukuman hudud terutama kepada penzina

thekerudungungu said...

selagi mana die belum melakukan hukuman hadd di dunia..selagi 2 la die belum diampunkan oleh Allah..dan Allah ade berfirman dalam Az-Zumar ayat 53..t acu baca ye..n bile die sudah melakukan hukuman di dunia insyallah hukuman di akhirat dilepas kerana Allah adalah maha pengampun lagi maha luas..

tapi jgn plk kite sombong dgn perlakuan yg kite buat di dunia ni..sbb dalam hadis ni ada nyatakan

“Orang yang sombong, keras kepala dan takbur, akan dikumpulkan pada hari kiamat, dalam bentuk semut yang kecil, yang dipijak mereka oleh manusia, kerana hinanya mereka pada Allah.” (Diriwayatkan oleh Al-Bazzar dari Abu Hurairah)