PENDAHULUAN
Allah subhanahu wa ta’ala al-Hakiem
(yang maha bijaksana) senantiasa menjaga hak-hak manusia dan menjaga kehidupan
mereka dari kezholiman dan kerusakan. Syariat islam pun ditetapkan untuk
menjaga dan memelihara agama, jiwa, keturunan, akal dan harta yang
merupakan adh-Dharuriyat al-Khamsu (lima perkara
mendesak pada kehidupan manusia). Sehingga setiap orang yang melanggar salah
satu masalah ini harus mendapatkan hukuman yang ditetapkan Syari’at yang
disesuaikan dengan pelanggaran tersebut.
Salah satunya adalah penegakan hudud yang menjadi satu
keistimewaan ajaran islam dan merupakan bentuk kesempurnaan rahmat dan
kemurahan Allah subhanahu wa ta’ala kepada makhluknya.Syaikhul
Islam ibnu Taimiyah rahimahullah menyatakan:
“Hudud berasal dari rahmat
untuk makhluk dan kebaikan mereka. Oleh kerana
itu, sudah sepatutnya orang yang menghukum manusia kerana dosa-dosa
mereka bertujuan dalam melakukannya untuk kebaikan dan rahmat kepada mereka,
sebagaimana tujuan orang tua membina anak-anaknya dan doktor dalam mengubati
orang yang sakit.”
PENGERTIAN HUDUD
Hudud adalah kosa kata
dalam bahasa Arab yang merupakan bentuk jama’ (plurals) dari kata had yang asal
ertinya pembatas antara dua benda. Sehingga dinamakan had kerana mencegah
bersatunya sesuatu dengan yang lainnya. Ada juga yang menyatakan bahawa
kata had bererti al-man’u (pencegah), sehingga dikatakan Hudud Allah adalah
perkara-perkara yang Allah larang melakukan dan melanggarnya .
Adapun menurut syar’i, istilah hudud adalah
hukuman-hukuman kejahatan yang telah ditetapkan oleh syara’ untuk mencegah dari
terjerumusnya seseorang kepada kejahatan yang sama dan menghapus dosa
pelakunya.
HUKUMAN KEJAHATAN (Jarimah al-Hudud)
Kitabullah dan sunnah
Rasul-Nya sudah menetapkan hukuman-hukuman tertentu bagi sejumlah tindak
kejahatan tertentu yang disebut jaraimu al-hudud ( hukuman
kejahatan).
Iaitu meliputi penzinaan, tuduhan berzina tanpa bukti yang
diperakui, pencurian, mabuk-mabukan,muharabah(pemberontakan dalam negara Islam
dan pengacau keamanan), murtad, dan perbuatan melampui batas lainnya.
Dengan demikian Hudud
mencakupi 7 jenis:
1.
Had zina (hukuman Zina) ditegakkan untuk menjaga keturunan dan nasab.
2.
Had al-Qadzf (hukuman orang yang menuduh berzina tanpa bukti) untuk
menjaga kehormatan dan harga diri
3.
Had al-Khamr (Hukuman orang yang minum arak (minuman memabukkan) untuk
menjaga akal
4.
Had as-Sariqah (Hukuman mencuri) untuk menjaga harta
5.
Had al-Hiraabah (hukuman para perampok) untuk menjaga jiwa, harta dan harga
diri kehormatan.
6.
Had al-Baghi (Hukuman pembangkang) untuk menjaga agama dan jiwa
7.
Had ar-Riddah (hukuman orang murtad) untuk menjaga agama.
HIKMAH PENSYARIATAN
HUDUD
Hudud disyaria’tkan untuk kemaslahan hamba dan memiliki tujuan yang mulia. Diantaranya adalah:
Hudud disyaria’tkan untuk kemaslahan hamba dan memiliki tujuan yang mulia. Diantaranya adalah:
a. Seksaan bagi orang yang
berbuat kejahatan dan membuat mungkar. Apabila ia merasakan sakitnya hukuman
ini dan akibat buruk yang muncul darinya maka ia akan kerap untuk mengulanginya
kembali dan dapat mendorongnya untuk istiqamah dan selalu taat kepada
Allah subhanahu wa ta’ala.
Allah subhanahu
wa ta’ala berfirman:
“Laki-laki yang mencuri
dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi
apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. dan Allah Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana.” (Qs. al-Maidah/5:38)
b. Membuat diri manusia
dan mencegah mereka terjerumus dalam kemaksiatan, oleh kerana itu Allah
memerintahkan untuk mengumumkan had dan menerapkannya dihadapan manusia.
“Dan hendaklah
(pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang
beriman.” (Qs. an-Nur/24:2)
Syeikh ibnu Utsaimin
ada menyatakan bahawa diantara hikmah dari hudud adalah membuat diri pelaku
untuk tidak mengulangi dan orang lain agar tidak terjerumus padanya dan
pensucian dan penghapusan dosa.
c. Hudud adalah
penghapus dosa dan pensuci jiwa pelaku kejahatan tersebut. Hal ini ditunjukkan
oleh hadits Ubadah bin Shamit radhiallahu ‘anhu, ia bertutur:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَحَوْلَهُ عِصَابَةٌ مِنْ أَصْحَابِهِ بَايِعُونِي
عَلَى أَنْ لَا تُشْرِكُوا بِاللَّهِ شَيْئًا وَلَا تَسْرِقُوا وَلَا تَزْنُوا
وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ وَلَا تَأْتُوا بِبُهْتَانٍ تَفْتَرُونَهُ بَيْنَ
أَيْدِيكُمْ وَأَرْجُلِكُمْ وَلَا تَعْصُوا فِي مَعْرُوفٍ فَمَنْ وَفَى مِنْكُمْ
فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ وَمَنْ أَصَابَ مِنْ ذَلِكَ شَيْئًا فَعُوقِبَ فِي
الدُّنْيَا فَهُوَ كَفَّارَةٌ لَهُ وَمَنْ أَصَابَ مِنْ ذَلِكَ شَيْئًا ثُمَّ
سَتَرَهُ اللَّهُ فَهُوَ إِلَى اللَّهِ إِنْ شَاءَ عَفَا عَنْهُ وَإِنْ شَاءَ
عَاقَبَهُ فَبَايَعْنَاهُ عَلَى ذَلِك
Artinya:
Sesungguhnya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata dan disekeliling beliau
ada sekelompok sahabatnya, “Berjanji setialah kamu kepadaku, untuk tidak akan
mempersekutukan Allah dengan sesuatu apa pun, tidak akan mencuri, tidak
akan berzina, tidak membunuh anak-anak kamu dan tidak berbuat dusta sama sekali
serta tidak bermaksiat dalam hal yang ma’ruf. Siapa di antara kamu yang
menepati janjinya, niscaya Allah akan memberikannya pahala. Tetapi siapa
saja yang melanggar sesuatu darinya, lalu diberi hukuman didunia maka hukuman
itu adalah sebagai kafarah (penghapus dosanya), dan barangsiapa yang melanggar
sesuatu darinya lalu ditutupi olah Allah kesalahannya (tidak dihukum),
maka terserah kepada Allah; Kalau Dia menghendaki diampuni-Nya kesalahan orang
itu dan kalau Dia menghendaki disiksa-Nya.” (Muttafaqun
’alaih: Fathul Bari I/ 64 no: 18, Muslim 3/1333 no: 1709 dan Nasa’i
7/148)
d. Menciptakan suasana
aman dalam masyarakat dan menjaganya.
e. Menolak keburukan, dosa dan penyakit dari masyarakat, karena kemaksiatan apabila telah merata dan menyebar pada masyarakat maka akan diganti Allah dengan kerusakan dan musibah serta dihapusnya kenikmatan dan ketenangan. Untuk menjaga hal ini maka solusi terbaiknya adalah menegakkan dan menerapkan hudud. Allah subhanahuwata’ala berfirman:
e. Menolak keburukan, dosa dan penyakit dari masyarakat, karena kemaksiatan apabila telah merata dan menyebar pada masyarakat maka akan diganti Allah dengan kerusakan dan musibah serta dihapusnya kenikmatan dan ketenangan. Untuk menjaga hal ini maka solusi terbaiknya adalah menegakkan dan menerapkan hudud. Allah subhanahuwata’ala berfirman:
Artinya:
“Telah nampak kerusakan
di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah
merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka
kembali (ke jalan yang benar).” (Qs. ar-Rûm/30:41)
Sehingga
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَحَدٌّ
يُقَامُ فِيْ الأَرْضِ أَحَبُّ إِلَى أَهْلِهَا مِنْ أَنْ يُمْطَرُوْا ثَلاَثِيْنَ
صَبَاحًا
Dari Abu Hurairah
radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Satu hukuman kejahatan yang ditegakkan di muka bumi lebih penduduknya daripada
mereka diguyur hujan selama empat puluh hari.” (Hasan ; Shahih Ibnu Majah no; 2057, Ibnu Majah 2/848 no : 2538,
Nasa’I 8/76).
SYARAT PENERAPAN
AL-HUDUD
Penerapan al-Hudud
tidak dilakukan tanpa 4 syarat:
1.
Pelaku kejahatan adalah seorang mukallaf yaitu baligh dan berakal.
2.
Pelaku kejahatan tidak terpaksa dan dipaksa.
3.
Pelaku kejahatan mengetahui hak larangannya.
4.
Kejahatannya terbukti ia yang melakukannya tanpa ada syubhat. Hal ini boleh
dibuktikan dengan pengakuannya sendiri atau dengan bukti persaksian orang lain.
HUKUM MENEGAKKAN
HUKUMAN HAD
Diwajibkan kepada wali
umur (penguasa) untuk menegakkan dan menerapkan hukuman Had kepada seluruh
rakyatnya berdasarkan dalil dari al-Qur`aan, as-Sunnah dan Ijma’ serta dituntut
qiyas yang shahih. (10)
Dalil al-Qur`aan
diantaranya adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:
“Laki-laki yang mencuri
dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi
apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana.” (Qs.
Al-Maidah/5:38)
Dalil as-Sunnah
diantaranya adalah hadits Ubadah bin Shamit yang menuturkan bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَقِيمُوا
حُدُودَ اللَّهِ فِي الْقَرِيبِ وَالْبَعِيدِ وَلَا تَأْخُذْكُمْ فِي اللَّهِ
لَوْمَةُ لَائِمٍ
Artinya:
“Tegakkanlah
hukuman-hukuman (dari) Allah pada kerabat dan lainnya, dan janganlah kecamanan
orang yang suka mencela mempengaruhi kamu dalam (menegakkan hukum-hukum)
Allah.” (Hasan: Shahih Ibnu Majah No. 2058 dan Ibnu Majah No. 2540)
LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN
SAMA DALAM HUDUD
Wanita dalam penerapan
hukuman had sama seperti lelaki, kerana pada asalnya semua yang ditetapkan
syari’at untuk lelaki juga berlaku pada wanita sampai ada dalil yang
mengkhususkannya. Hal ini umum berlaku dalam ibadah, mu’amal ataupun dalam
hukuman. Namun para ulama memberikan 3 pengecualian, iaitu:
a.Wanita dihukum dengan
duduk sedangkan lelaki dengan berdiri.
b.Pakaian wanita diikat sedangkan lelaki tidak.
c.Jangannya di tahan (diikat) hingga tidak terbuka auratnya, sedangkan lelaki tidak.
b.Pakaian wanita diikat sedangkan lelaki tidak.
c.Jangannya di tahan (diikat) hingga tidak terbuka auratnya, sedangkan lelaki tidak.
Syeikh ibnu
Utsaimin rahimahullah menyatakan: Inilah yang membezakan
wanita dengan laki-laki dalam had kerana dalam menuntutnya. Kalau tidak maka
pada asalnya wanita sama dengan lelaki.
Demikianlah selintas
permasalahan hudud dalam islam. Mudah-mudahan dapat memberikan pencerahan
kepada kaum muslimin tentang keindahan dan kelengkapan syari’at islam.
HIKMAH DISEBALIK PERLAKSANAAN HUDUD
Buat penzina yang belum berkahwin.mereka mempunyai antibody T4 Limfosit yang kuat dan masih bertenaga. Jika sekiranya seseorang penzina itu dihinggapi HIV selepas penzinaanya,T4 Limfositnya akan diserang oleh HIV Aids yang akan menyebabkan sel-sel T4 Limfositnya musnah sehingga menyebabkan mati dan akhirnya sel sum-sum tulangnya mengalami kelumpuhan dan fibrosis dan tidak lagi dapat lagi menghasilkan sel-sel T4 yang baru. Badan akan lemah dan Sindrom Kurang Daya Tahan Penyakit akan menyerang.
Buat penzina yang belum berkahwin.mereka mempunyai antibody T4 Limfosit yang kuat dan masih bertenaga. Jika sekiranya seseorang penzina itu dihinggapi HIV selepas penzinaanya,T4 Limfositnya akan diserang oleh HIV Aids yang akan menyebabkan sel-sel T4 Limfositnya musnah sehingga menyebabkan mati dan akhirnya sel sum-sum tulangnya mengalami kelumpuhan dan fibrosis dan tidak lagi dapat lagi menghasilkan sel-sel T4 yang baru. Badan akan lemah dan Sindrom Kurang Daya Tahan Penyakit akan menyerang.
Pesakit jenis ini juga mempunyai kemungkinan untuk disembuhkan. Tetapi
dengan syarat ia mesti didera dan badannya mesti mengalami kesakitan yang
banyak bagi meransang penghasilanan sel-sel T4 yang baru serta mengelakkan
sum-sum tulang daripada fibrosis.Cara terbaik adalah dengan menyebat diantara
bawah tengkuk dan di atas pinggang di bahagian belakang dengan sebatan yang
akan meransang penghasilan semula antibodi T4 yang baru dan pesakit tersebut
boleh sembuh daripada AIDS selepas antibodi sel-sel T4 Limfositnya itu boleh
menguasai HIV AIDS.
Jika sekiranya pesakit tersebut sudah berkahwin .apabila dihinggapi virus
AIDS,sel-sel T4 mereka telah lemah berbanding dengan sel-sel T4 kepunyaan
mereka yang belum berkahwin. Kelemahan ini berpunca daripada sum-sum tulang
yang mengalami sedikit hakisan dan kurang menghasilkan antibodi kerana lebih
banyak ditumpukan kearah menghasilakan benih-benih bagi tujuan menghasilkan
sperma-sperma baru. Penzina jenis ini tidak akan dapat diselamatkan daripada
virus HIV AIDS dan rejam sehingga mati adalah merupakan penyelesaian terbaik
bagi mengelakkan jangkitan dan penyebaran penyakit di samping memberikan
pengajaran yang menyebabkan orang lain takut untuk melakukan kesalahan yang
sama.
IMUNITI DAN HIKMAH PELAKSANAAN HUDUD
Sistem imuniti badan manusia adalah menepati sistem pentadbiran dan pertahanan sesebuah negara Islam.Di dalam badan manusia terdapat berjuta-juta sel yang terdiri kebanyakanya daripada protein. Begitu juga keadaanya antibodi yang terdiri 100% daripada protein. Salah satu keistimewaan bagi haiwan vertebrata ialah keupayaan antibodinya mengenali kandungan asal badan (yang di panggil sel asal)dan benda-benda yang datang dari luar. Tindakbalas imuniti adalah merangkumi kesemua aktiviti yang pada akhirnya menghasilkan penghapusan bahan-bahan luar (foreign materials) samaada melalui proses kecederaan atau tidak
IMUNITI DAN HIKMAH PELAKSANAAN HUDUD
Sistem imuniti badan manusia adalah menepati sistem pentadbiran dan pertahanan sesebuah negara Islam.Di dalam badan manusia terdapat berjuta-juta sel yang terdiri kebanyakanya daripada protein. Begitu juga keadaanya antibodi yang terdiri 100% daripada protein. Salah satu keistimewaan bagi haiwan vertebrata ialah keupayaan antibodinya mengenali kandungan asal badan (yang di panggil sel asal)dan benda-benda yang datang dari luar. Tindakbalas imuniti adalah merangkumi kesemua aktiviti yang pada akhirnya menghasilkan penghapusan bahan-bahan luar (foreign materials) samaada melalui proses kecederaan atau tidak
.Tindakbalas imun adalah merangkumi dua fenomena yang asas:
1.Tindakbalas humoral (tindakan antibody)
2.Tindakbalas pembaikan sel
1.Tindakbalas humoral (tindakan antibody)
2.Tindakbalas pembaikan sel
Toleran (ketiadaan tindakbalas
imun) adalah juga salah satu daripada mekanisme tindakbalas imun yang bertindak
sebagai mekanisme pertahanan yang memelihara tindakbalas imun terhadap sel
sendiri. Dalam banyak hal, mekanisme pertahanan badan (tindak balas imun)
adalah seolah–olah sebuah sistem pengawalan (undang-undang hudud) yang di
wujudkan bagi tujuan pengawalan.Sistem ini akan dapat mengenali antara orang
asing dan penduduk tetap sebuah negeri. Orang asing yang di anggap mengancam
keselamatan akan dihapuskan dengan di hukum dan penduduk asal negeri tersebut
yang baik akan di tolerankan. Maka yang menyeleweng di kalangan penduduk asal
negeri itu juga turut dihapuskan bagi tujuan keselamatan dan sistem sosial yang
teratur itu.
Masyarakat yang tidak
mempunyai undang-undang hudud yang telah di tentukan oleh Allah itu adalah
seolah-olah masyarakat yang sedang dilanda AIDS dimana kesemua unsur asing
budaya dan kehidupan yang boleh membahayakan manusia dan boleh memusnahkan
kehidupan manusia dibolehkan masuk seluas-luasnya tanpa sebarang pengawasan.Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui tentang segala-gala keperluan biologis, psikologi dan
mental manusia. Adalah menjadi satu perkara yang boleh merosakan manusia
apabila manusia cuba menentukan haluan mereka sendiri yang mereka sendiri tidak
faham dan tidak tahu. Sedangkan Allah ,Tuhan yang menjadikan dan menciptakan
yang paling arif dan tahu tentang keperluan-keperluan manusia serta sistem
pengawalanan yang dapat mengawal manusia daripada terjerumus ke lembah
perhambaan nafsu yang boleh memusnahkan manusia itu sendiri.
KESIMPULAN
Hudud ini adalah suatu perkara yang perlu umat Islam pelajari kerana dengan
hukuman ini,manusia sudah tahu apakah hukuman yang sebenar bagi pesalah-pesalah
hudud di negara Islam.Allah telah menetapkan hukuman ini agar manusia tidak
lalai dan alpa dalam meneruskan kehidupan seharian.Jenayah juga semakin
berkurangan dan tiada permasalahan yang timbul.
Telah disebut bahawa pengharaman
bagi tiap-tiap jenayah Hudud dan Qisas dan seksaan-seksaan yang dikenakan
keatasnya adalah bersumberkan al-Quran dan l-Sunnah dan salah satunya adalah Zina
Pengharaman Zina, firman Allah
yang bermaksud :
wur
(#qç/tø)s?
#oTÌh9$# ( ¼çm¯RÎ) tb%x.
Zpt±Ås»sù uä!$yur WxÎ6y ÇÌËÈ
Artinya:
Dan janganlah kamu mendekati
zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan
yang buruk .
( al-Quran, al-Isra : 32 )
( al-Quran, al-Isra : 32 )
Hukuman Zina, firman Allah yang
bermaksud :
èpuÏR#¨9$# ÎT#¨9$#ur
(#rà$Î#ô_$$sù ¨@ä. 7Ïnºur $yJåk÷]ÏiB sps($ÏB
;ot$ù#y_
( ÇËÈ
Artinya:
Perempuan yang berzina dan lelaki
yang berzina hendaklah disebat tiap-tiap seorang dari mereka seratus kali
sebatan .
( al-Quran, an-Nur : 2 )
( al-Quran, an-Nur : 2 )
Hadis Nabi mengenai zina,
mafhumnya :
Ambillah dari aku ! Sesungguhnya
Allah memberi jalan kepada mereka (perempuan yang berzina), jikalau teruna
dengan dara hendaklah disebat seratus kali sebatan, dan dibuang negeri setahun,
dan jika yang telah berkahwin dengan yang telah berkahwin hendaklah disebat
dengan seratus kali sebatan dan direjam dengan batu sampai mati .( Muslim,
Sahih : hlm. 188 )
Zina diharamkan dan hukuman hadnya ialah buang negeri ( taghrib
) dan disebat seratus kali bagi yang belum kahwin, dan disebat seratus kali dan
direjam sampai mati bagi yang sudah berkahwin ( muhsan ), ada yang berpendapat
hanya rejam sahaja bagi yang telah berkahwin. Pengharaman Tuduhan Zina ( Qazaf
) tanpa empat orang saksi dan hukuman Had mengenainya,
Firman Allah dalam surah an-Nur,
ayat 4 yang bermaksud :
tûïÏ%©!$#ur tbqãBöt
ÏM»oY|ÁósßJø9$# §NèO óOs9 (#qè?ù't
Ïpyèt/ör'Î/ uä!#ypkà óOèdrßÎ=ô_$$sù
tûüÏZ»uKrO Zot$ù#y_
wur (#qè=t7ø)s?
öNçlm; ¸oy»pky
#Yt/r& 4 y7Í´¯»s9'ré&ur
ãNèd tbqà)Å¡»xÿø9$#
ÇÍÈ
Artinya:
Dan orang-orang yang menuduh
wanita-wanita yang baik melakukan zina, dan mereka tidak membawa empat orang
saksi, maka deralah mereka ( yang menuduh itu )lapan puluh sebatan, dan
janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-lamanya, dan mereka adalah
orang-orang yang fasiq
Iaitu tuduhan zina ( Qazaf ) tanpa membawa empat orang saksi
adalah haram, dan hukuman had ke atas orang yang menuduh itu ialah lapan puluh
kali sebatan beserta hukuman tambahan iaitu tidak diterima kesaksian orang itu
selama-lamanya.
“Perempuan yang berzina dan lelaki yang berzina hendaklah kamu dera
masing-masing dengan 100 rotan dan janganlah kamu berasa kasihan belas terhadap
keduanya dalam melaksanakan perintah Allah jika kamu beriman kepada Allah dan
pada hari kemudian.Hendaklah hadir ketika dijatuhkan hukumun terhadap mereka
sekumpulan dikalangan orang-orang yang beriman” (An-Nur:2, al Quranul Karim)
PANDANGAN ULAMA TAFSIR
Hukuman keatas penzina lelaki dan perempuan yang merdeka, berakal
dan yang masih bujang atau dara yang masih belum berkahwin adalah disebat
dengan seratus sebatan setiap seorang. Hikmah memulakan hukuman keatas
perempuan dalam kes zina dan memulakan hukuman keatas lelaki ketika kes mencuri
adalah kerana kes zina selalunya terjadi disebabkan oleh golongan perempuan
yang boleh mengaibkanya lebih daripada lelaki dan lebih memberi kesan
keatasnya, manakala dalam kes mencuri pula selalunya berlaku keatas orang
lelaki kerana mereka lebih berani dan lebih merbahaya daripada orang perempuan
dalam melakukan perkara itu maka didahulukan orang lelaki daripada orang
perempuan.
Pada zahir ayat ini menerangkan akan ketetapan hukuman keatas
penzina –penzina iaitu 100 sebatan rotan tetapi telah ditetapkan di dalam
Sunnah yang Qat’ie dan penzina yang belum berkahwin dan yang telah berkahwin.
Adapun hukuman bagi penzina yang telah berkahwin ialah direjam dengan batu
sehingga mati mengikut Sunnah secara lisan dan perbuatan.
Telah diriwayatkan
oleh Bukhari dan Muslim daripada Ibnu Mas’ud Bahawasanya Nabi Muhammad
salallahualaihi wasalam telah bersabda:
“Tidak halal darah orang-orang Islam kecuali belarkunya salah satu
daripada tiga perkara iaitu orang yang telah berkahwin berzina, orang yang
membunuh dengan sengaja dan keluar daripada agamanya juga berpecah daripada
jamaah orang-orang Islam”
Janganlah kamu berlembut dan berasa belas kasihan ketika hendak
melakukan hukuman keatas penzina kerana ini adalah hukuman yang telah
ditetapkan oleh Allah juga tidak boleh merosakkan hudud Allah yang telah
ditetapkan dan sebagaimana sabda Nabi
Muhammad SAW daripada apa yang telah
diriwayatkan oleh Ahmad dan Ashab al-Kutub as-Sittah daripada Aisyah
radhiAllahu anha:
“Demi Tuhan yang menciptakan diriku, walaupun sekiranya Fatimah bt
Muhammad mencuri Sesungguhnya aku akan potong tanganya”
Maka dirikanlah hudud keatas orang-orang yang melakukan perbuatan
zina dan pukullah mereka itu dengan pukulan yang menyakitkan untuk memberikan
pengajaran keatas mereka jika kamu beriman dengan Allah SWT dan hari Akhirat. Dan
dirikanlah hudud secara terang-terangan dihadapan sekumpulan daripada
orang-orang Islam tambahan balasan bagi orang yang berzina.Sesungguhnya
penzina-penzina itu apabila disebat di hadapan orang ramai akan memberi kesan
yang lebih untuk mencegah mereka daripada melakukan perbuatan itu lagi. Telah berkata Qatadah:
"Allah S.W.T telah memerintahkan sekumpulan daripada
oraang-orang yang beriman untuk melakukan penyaksian ketika hukuman itu
dijalankan adalah kerana untuk memberi peringatan, nasihat dan
pengajaran".
MENGIKUT 4MAZHAB
Para imam mazhab sepakat bahwa zina
merupakan perbuatan keji yang besar, yang mewajibkan had atas pelakunya. Hukuman
had itu berbeda-beda menurut macam zina itu sendiri, karena perbuatan zina itu
terkadang dilakukan oleh orang-orang yang belum bernikah, seperti jejaka atau
gadis, dan kadang-kadang dilakukan oleh mukhshan seperti orang yang sudah
bernikah, duda atau janda.
Para imam mazhab sepakat bahwa diantara
syarat2 mukhshan adalah
1. Merdeka
2. Dewasa
3. Berakal
4. Sudah bernikah dengan pernikahan yang sah
5. Sudah melakukan persetubuhan dengan isterinya
Para imam mazhab bersepakat bahwa orang
yang telah memenuhi syarat lalu ia berzina dengan perempuan,maka kedua orang
tersebut dihukum wajjib direjam sampai mati. Imam hanafi, Imam Syafii dan Imam
maliki menyatakan hanya dikenakan hukuman rejam dan dari Imam Hambali
menyatakan keduanya dijilid dan rejam.
Dalam kitab Al-Ifsah, Imam mazhab telah
bersepakat bahwa jejaka dan gadis yang berbuat zina dikenakan 100 kali cambuk. Menurut
Imam Hanafi, mereka tidak diasingkan kerana tidak wajib hukumnya tetapi jjika
hakim memandang ada kemaslahatan maka ia boleh diasingkan. Menurut Imam Maliki
pula, wajib hukumnya diasingkan bagi laki2 tp perempuan tidak wajib yaitu
selama setahun ke negeri lain. Dan menurut Imam syafii dan Imam Hambali
menyatakan dicambuk dan dibuang selama setahun. (Lihat Fiqih Empat Mazhab,
Syaikh al-‘Allamah Muhammad bin ‘Abdurrahman ad-Dimasyqi,(Bandung: Hasyimi,
2012), hlm. 429)
Para imam mazhab sepakat,bahwa budak atau
laki2 maupun perempuan apabila berzina tidak dihukum sempurna.mereka dikenakan
50 kali cambukan.Imam Hanfi,Maliki, hambali dan salah satu pendapat Syafii
mengatakan tidak diasingkan. Sedangkan pendapat Syafii yang paling shahih
adalah diasingkan selama setengah tahun.
Para imam mazhab sepakat homoseks hukumnya
adalah haram dan termasuk dalam jinayah besar. Menurut Imam Maliki, Syafii dan
Hambali pelakunya wajib dikenakan had. Dan Imam Hanafi mengatakan dita’zir jika
dilakukan pertama kali, sedangkan jika berulangkali melakukannya maka wajib ia
dibunuh.
Ada juga yang beralasan pada hadis Ali r.a
yang dikeluarkan oleh Muslim dan lain-lain bahwa Ali r.a menjatuhkan hukuman
dera pada Syurahah al-hamdaniyyah pada hari khamis, kemudian merejamnya
dilaksanakan pada hari Jumaat. Ia berkata:
جَلَدْتُهَا بِكِتَابِ
اللهِ وَرَجْمَتُهَا بِسُنَّةِ وَرَسَوْلِهِ
“Aku mendera Syurahah
ini berdasarkan Kitabullah da aku merejamnya berdasarkan sunnah Rasul-Nya” (Ibnu
Rusyd, Bidayatul Mujtahid: Analisa Fiqih para Mujtahid, (Jakarta: Pustaka
Amani,2007),hlm. 607
Kes-Kes zina ini disabitkan dengan salah satu daripada perkara berikut :
1- Iqrar atau pengakuan : Ini selalunya berlaku ketika pemerintahan
Islam Keterangan atau penyaksian: Iaitu penyaksian 4 orang saksi lelaki yang
merdeka, adil dan beragama Islam dan melihat dengan mata mereka sendiri. Ini
sangat jarang berlaku dan tidak terhasil kecuali sedikit.
2- Mempunyai hubungan dengan perempuan yang tidak mempunyai suami
yang boleh dikenali baginya.
PERBAHASAN
Apabila Allah menjadikan manusia Allah juga menjadikan bersama
kejadian manusia itu undang-undang yang dapat mengawal manusia daripada
terjerumus ke lembah kehinaan dan kesengsaraan akibat daripada perbuatan
manusia itu sendiri.Terdapat 17 jenis kesalahan yang dihukumkan dengan hukum
hudud antaranya hukum bagi mereka yang melakukan penzinaan.Apabila sabit dua
kesalahan terdapat dua jenis hukuman bagi dua kategori manusia yang melakukan
kesalahan itu ;
1. Sebat 100 rotan untuk yang belum berkahwin
2. Rejam sampai mati untuk penzina yang sudah berkahwin
Kenapakah terdapat perbezaan di dalam hukuman yang di jalankan bagi
kesalahan yang sama tetapi dilakukan oleh jenis manusia yang berbeza?
Sepintas lalu, Ulama’ menggariskan bahawa menghukum mereka yang
belum berkahwin jika disabitkan kesalahan dengan 100 rotan adalah wajar sebagai
pengajaran bagi mereka yang melakukanya ataupun remaja yang berkeinginan
mencubanya. Hukuman sebat ditentukan bagi penzina jenis adalah kerana mereka
belum pernah merasa nikmat perkahwinan.Keinginan mereka adalah disebabkan
dorongan nafsu yang kadangkala dapat mengatasi fikiran manusia sehingga
menjerumuskanya melakukan kesalahan zina.
Rejam sampai mati pula adalah hukuman yang dijatuhkan ke atas
penzina yang sudah berkahwin kerana penzina jenis ini sudah merasai nikmat
perkahwinan dan tidak ada alasan yang boleh diterima sebagai kemaafan kerana
dikhuatiri tabiat mereka itu akan merosakkan banyak manusia. Rejam sampai mati
adalah ubat yang paling mujarab bagi manusia jenis ini.
HIKMAH DISEBALIK PERLAKSANAAN HUDUD
Buat penzina yang belum berkahwin.mereka mempunyai antibody T4
Limfosit yang kuat dan masih bertenaga. Jika sekiranya seseorang penzina itu
dihinggapi HIV selepas penzinaanya,T4 Limfositnya akan diserang oleh HIV Aids
yang akan menyebabkan sel-sel T4 Limfositnya musnah sehingga menyebabkan mati
dan akhirnya sel sum-sum tulangnya mengalami kelumpuhan dan fibrosis dan tidak
lagi dapat lagi menghasilkan sel-sel T4 yang baru. Badan akan lemah dan Sindrom
Kurang Daya Tahan Penyakit akan menyerang.
Pesakit jenis ini juga mempunyai kemungkinan untuk disembuhkan.
Tetapi dengan syarat ia mesti didera dan badannya mesti mengalami kesakitan
yang banyak bagi meransang penghasilanan sel-sel T4 yang baru serta mengelakkan
sum-sum tulang daripada fibrosis.Cara terbaik adalah dengan menyebat diantara
bawah tengkuk dan di atas pinggang di bahagian belakang dengan sebatan yang
akan meransang penghasilan semula antibodi T4 yang baru dan pesakit tersebut
boleh sembuh daripada AIDS selepas antibodi sel-sel T4 Limfositnya itu boleh
menguasai HIV AIDS.
Jika sekiranya pesakit tersebut sudah berkahwin .apabila dihinggapi
virus AIDS,sel-sel T4 mereka telah lemah berbanding dengan sel-sel T4 kepunyaan
mereka yang belum berkahwin. Kelemahan ini berpunca daripada sum-sum tulang
yang mengalami sedikit hakisan dan kurang menghasilkan antibodi kerana lebih
banyak ditumpukan kearah menghasilakan benih-benih bagi tujuan menghasilkan
sperma-sperma baru. Penzina jenis ini tidak akan dapat diselamatkan daripada
virus HIV AIDS dan rejam sehingga mati adalah merupakan penyelesaian terbaik
bagi mengelakkan jangkitan dan penyebaran penyakit di samping memberikan
pengajaran yang menyebabkan orang lain takut untuk melakukan kesalahan yang
sama.
IMUNITI DAN HIKMAH PELAKSANAAN HUDUD
Sistem imuniti badan manusia adalah menepati sistem pentadbiran dan
pertahanan sesebuah negara Islam.Di dalam badan manusia terdapat berjuta-juta
sel yang terdiri kebanyakanya daripada protein. Begitu juga keadaanya antibodi
yang terdiri 100% daripada protein. Salah satu keistimewaan bagi haiwan
vertebrata ialah keupayaan antibodinya mengenali kandungan asal badan (yang di
panggil sel asal)dan benda-benda yang datang dari luar. Tindakbalas imuniti
adalah merangkumi kesemua aktiviti yang pada akhirnya menghasilkan penghapusan
bahan-bahan luar (foreign materials) samaada melalui proses kecederaan atau
tidak .Tindakbalas imun adalah merangkumi dua fenomena yang asas:
1.Tindakbalas humoral (tindakan antibody)
2.Tindakbalas pembaikan sel
Toleran (ketiadaan tindakbalas imun) adalah juga salah satu
daripada mekanisme tindakbalas imun yang bertindak sebagai mekanisme pertahanan
yang memelihara tindakbalas imun terhadap sel sendiri. Dalam banyak hal, mekanisme
pertahanan badan (tindak balas imun) adalah seolah–olah sebuah sistem
pengawalan (undang-undang hudud) yang di wujudkan bagi tujuan pengawalan.Sistem
ini akan dapat mengenali antara orang asing dan penduduk tetap sebuah negeri.
Orang asing yang di anggap mengancam keselamatan akan dihapuskan dengan di
hukum dan penduduk asal negeri tersebut yang baik akan di tolerankan. Maka yang
menyeleweng di kalangan penduduk asal negeri itu juga turut dihapuskan bagi
tujuan keselamatan dan sistem sosial yang teratur itu.
Masyarakat yang tidak mempunyai undang-undang hudud yang telah di
tentukan oleh Allah itu adalah seolah-olah masyarakat yang sedang dilanda AIDS
dimana kesemua unsur asing budaya dan kehidupan yang boleh membahayakan manusia
dan boleh memusnahkan kehidupan manusia dibolehkan masuk seluas-luasnya tanpa
sebarang pengawasan.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui tentang segala-gala
keperluan biologis, psikologi dan mental manusia. Adalah menjadi satu perkara
yang boleh merosakan manusia apabila manusia cuba menentukan haluan mereka
sendiri yang mereka sendiri tidak faham dan tidak tahu. Sedangkan Allah ,Tuhan
yang menjadikan dan menciptakan yang paling arif dan tahu tentang
keperluan-keperluan manusia serta sistem pengawalanan yang dapat mengawal manusia daripada terjerumus ke
lembah perhambaan nafsu yang boleh memusnahkan manusia itu sendiri.
HIKMAH MANDI WAJIB
Adalah banyak diketahui oleh pakar sains bahawa di bawah kulit
manusia terdapat banyak mikroorganisma yang hidup komensal. Mikroorganisma ini
akan keluar dan berada di hujung rambut dan bulu roma setiap kali manusia
berpeluh atau selepas melakukan hubungan kelamin dengan isteri @ suami. Sudah
tentulah badan akan menjadi kotor dan organisma ini akan mudah berjangkit
kepada orang lain apabila ia keluar dan berurusan tanpa mandi junub.
Bakteria ini jika sekiranya mempunyai peluang untuk menguasai badan
kita ketika daya tahan badan manusia menjadi lemah akan mengambil kesempatan
dan akan menjadi parasit dan boleh menyebabkan jangkitan di tubuh badan kita.
Itulah sebabnya Islam menetapkan mandi junub sebagai cara pembersihan diri dan
tubuh badan daripada tercemar daripada bakteria tadi. Keluar berjual-beli,
makan, minum, berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain dalam keadaan
berjunub adalah makruh.Allah Yang Maha Mengetahui tentang makhluk yang
diciptakannya ini telah menetapkan bahawa manusia mesti mandi wajib selepas
setiap kali datang haid nifas dan bersetubuh.
Ia adalah bagi tujuan pembersihan dan penyucian diri.Apabila
bakteria tadi terkena atau dikenakan padanya air yang dapat menghilangkanya
dari badan ,ia akan mati dan tidak dapat menjangkiti orang lain. Maka
terselamatlah manusia daripada jangkitan dan wabak penyakit sekaligus dan
meneruskan hidup dalam keadaan bersih dan sihat.
TAYAMMUM PENGGANTI MANDI JUNUB
Kenapakah tayammum dapat menggantikan mandi junub dan wudu’( dua
jenis penyucian diri dalam Islam ) dalam keadaan air di tempat yang
kering-kontang? Bakteria apabila terkena air akan mati disebabkan tekanan
osmosis di dalam badannya sehingga air boleh menyerap masuk ke dalam badan dan
akhirnya ia mati kerana mengalami overhydration. Begitu juga halnya apabila
bakteria tadi didedahkan kepada keadaan yang terlalu kering dan kontang seperti
apabila dikenakan padanya debu..Ia akan mati setelah air badannya keluar kerana
tekanan osmosis lebih rendah daripada tekanan osmosis di luar badan
menyebabkanya mati kerana air badan keluar dan kerana kekontangan fisiologi
badan.
2 comments:
sejauh mana taubat dianggap sebagai pelepasan kepada hukuman hudud terutama kepada penzina
selagi mana die belum melakukan hukuman hadd di dunia..selagi 2 la die belum diampunkan oleh Allah..dan Allah ade berfirman dalam Az-Zumar ayat 53..t acu baca ye..n bile die sudah melakukan hukuman di dunia insyallah hukuman di akhirat dilepas kerana Allah adalah maha pengampun lagi maha luas..
tapi jgn plk kite sombong dgn perlakuan yg kite buat di dunia ni..sbb dalam hadis ni ada nyatakan
“Orang yang sombong, keras kepala dan takbur, akan dikumpulkan pada hari kiamat, dalam bentuk semut yang kecil, yang dipijak mereka oleh manusia, kerana hinanya mereka pada Allah.” (Diriwayatkan oleh Al-Bazzar dari Abu Hurairah)
Post a Comment